Mencari Lahan untuk Bercocok Tanam
SUARABERKARYA.COM-Seminggu yang lalu saya bersama sahabat berlibur ke Desa. Tujuannya mencari
lahan atau tanah desa yang bisa kami sewa untuk bercocok tanam. Walaupun kami
tinggal di Jakarta, tapi kami ingin sekali belajar bertani. Bahagia rasanya
ketika saya melakukan perjalanan keberbagai tempat di daerah, disitu saya
melihat ada ribuan hektare pohon singkong dan jagung. Luar biasa, tanah
Indonesai benar benar subur, namun ketika sahabat saya Aldy Mutalik lakukan
wawancara kepada salah seorang warga yang bernama Supardi, dia katakan bahwa
itu punya orang asing, bukan milik kita. Lalu saya tanya lagi, apakah warga
disini kebagian ?, Supardi mengatakan ya, kita kebagian memang tapi kami hanya
jadi tukang panen dan tukang kemas saja, entah singkong itu dikirim kemana.
Dari hasil perjalanan saya menyimpulkan, kenapa bisa seperti ini ?. Padahal
saya pikir kalau kita maksimalkan lahan dan sumber daya yang ada. Ini akan
menggerakan ekonomi rill ditingkat bawah, atau tingkat desa. Asset Desa sangat
besar, harus dimaksimalkan dalam pemanfaatannya. Juga kita bisa lihat
diberbagai sumber bahwa ini salahsatu cara untuk mengurai perekonomian,
sebagian besar hanya di Ibu Kota, dan Kota kota besar lainnya. Ini yang membuat
masyarakat pergi ke kota untuk pencari pekerjaan. Padahal, dikampung sendiri
atau di desa sendiri pun, bisa diciptakan sumber sumber pekerjaan.
Bukti Ekonomi Desa Kurang Perhatian
Di salahsatu desa yang tidak saya sebutkan, yang penduduknya sangat baik
dan ramah. Namun saya heran, sebagaian besar laki laki tidak terlihat. Yang
saya lihat banyaknya Ibu muda yang menggendong anaknya yang masih kecil, dan
sebagian besar wanita Lansia. Telisik saya lakukan wawancara dengan salahsatu
pemilik warung. Dia bilang, ada biro agen yang setiap bulan datang kesini dan
menawarkan pekerjaan diluar negeri. Luar biasa, dengan pola pikir seperti itu
bekerja diluar negeri mendapatkan hasil yang banyak bisa kirim uang ke kampung,
padahal dikampungnya yang subur mereka bisa mendapatkan penghasilan yang
seimbang atau bahkan lebih dari bekerja diluar negeri atau kota kota besar. Ini
membuktikan bahwa ekonomi di desa sangat kurang perhatian pemerintah.
Seandainya saja pemerintah bisa memaksimalkan potensi sumber daya manusia dan
sumber daya alam yang ada, saya yakin bapak bapak akan betah dikampung karena
kebutuhannya tercukupi. Mereka bisa bekerja di desa dengan bercocok tanam atau
membuat olahan makanan dan kerajinan atau apapun kegiatan itu yang bisa membuat
masyarakat tidak diam, atau bekerja. Buat terobosan bahwa hasil panen, baik
padi atau lainnya untuk diolah terlebih dahulu, dan dijadikan suatu produk yang
siap jual. Sehingga peranan masyarakat tetap ada dengan semangat gotong royong
nya.
Antara
Kelompok Tani dan Bumdes
Saya mendukung peranan pemerintah, karena sedang berupaya untuk memaksimalkan
kinerja BUMDes. BUMDes ini akan
mampu memperkecil rantai distribusi produk pangan. Karena dengan adanya BUMDes
masyarakat tani mempunya ruang untuk keluh kesah, masyarakat tani memiliki
ruang untuk belajar. Misalkan belajar tatacara membuat pupuk atau pelajaran
mengantisipasi datangnya hama. Disamping
itu alangkah akan lebih baiknya ketika BUMDes diterapkan dengan satu konsep
koperasi ekonomi kerakyatan. Kenapa demikian ? karena saya lihat dari sektor
asset desa saja. Ketika di satu desa komoditi tertingginya adalah kelapa, maka
dikuatkan dengan kelapa nya. Atau di desa satunya komoditi tertinggi nya adalah
padi nya, maka yang dikuatkan padi nya. Masyarakat desa atau petani, bisa
dihitung kebutuhannya dengan per keluarga dengan perhitungan satu keluarga 2
anak. Dari itu akan mendapatkan data, bahwa kebutuhan pangan akan terukur. Juga
dengan pengaplikasian konsep koperasi ekonomi kerakyatan keluarga petani itu
akan mendapatkan pendapatan lebih, ketika pendapatan hasi tani sudah mencukupi
keluarganya kan bisa dialihkan kepada keluarga yang lain. Sehingga lebihnya
pangan yang dibutuhkan bisa dialokasikan untuk iuran koperasinya, juga
pemenuhan kebutuhan lainnya seperti kebutuhan sekolah anaknya,
kesehatan,tabungan hari tua, atau tabungan umroh.
Lumbung atau Gudang penyimpanan
dan Peranan Tengkulak
Peranan
tengkulak sangat penting diperhatikan juga disini. Kalau tidak ada tengkulak
ekonomi di desa tidak akan berjalan, semoga perkiraan saya salah. Namun
alangkah baiknya apabila tengkulak yang sudah banyak uang itu, berubah menjadi
fasilitator saja. Mereka bisa membangun storage atau gudang penyimpanan, atau
dibuatkan pabrik pengolahan SDA yang ada. Misalkan dari komoditi satu desa yang
paling unggul adalah kelapa, maka dibuatlah pabrik pengolahan kelapa. entah
dibuat minyak goreng lokal yang di distribusikan melaui jaringan koperasi, atau
pabrik pengepakan produk dari kelapa.
Apabila para tengkulak tidak mau bersinergy, ya saatnya pemerintah desa
menjadi fasilitator yang baik jangan sampai ada pemikiran bahwa pemerintahnya
lah atau tokoh nya lah yang menjadi tengkulak. Apalagi ada kesan takut pada
masyarakat. Pemerintah tingkat desa
harus membuat ruang khusus untuk menyatukan pola pikir ini untuk kemajuan
masyarakat desa dalam upaya pemaksimalan dan pengembangan ekonomi desa. Namun
apabila memang sulit dilakukan untuk bersynergi, saya yakin TNI pun bisa dilibatkan untuk mengawal lajunya
perekonomian desa.
Mari Berkarya Memakmurkan Negeri
Ini hanyalah opini, dan mari berbenah bersama. Membuat ekonomi desa kuat
adalah sama dengan kita mejadikan Negara ini kuat. Apabila sektor perekonomian
dan kebutuhan serta ketahanan pangan stabil ditingkat bawah, semuanya akan
stabil. Dan mungkin politikus tidak ada celah untuk menjadikan masyarakat hanya
dijadikan sebagai object politiknya. Juga tidak menutup
kemungkinan akan mengurangi pengangguran, karena masyarakat bergerak melakukan
hal positif dalam pemanfaatan lahan desa. Orang di desa diam itu karena tidak
ada kegiatan, maka mereka ikut ke ibu kota untuk berkegiatan yang menghasilkan
uang atau simplenya dikatakan bekerja. Saya lama tinggal di desa Pawindan
Kabuaten Ciamis, itu saya rasakan sendiri. Ketika lulus sekolah STM YPS 1
Jurusan otomotif, saya berangkat ke Jakarta untuk bekerja. Tetap saja,
pekerjaan itu susah saya cari karena hanya lulusan STM Otomotif, sekarang saya
malah ingin terjun ke dunia politik. Karena saya rasa masih banyak yang harus
dibenahi dan dimaksimalkan, siapa tau saya bisa menymbangkan pemikrian atau
tenaga dan bisa bersinergi dengan kompnen yang ada didalam pemerintahan. Saya
pikir, daripada tinggal dikota jadi budak, mendingan tinggal di desa tapi jadi
Raja. Mari fokuskan untuk olah sumberdaya alam desa sampai menjadi suatu produk
yang bisa dipergunakan atau dijual ke kota. Zaman sudah canggih, jangan sampai
ada keterlambatan soal informasi untuk kemajuan masyarakat desa. Bentuklah
suatu badan atau lembaga yang memang diperlukan untuk mampu mengakomodir ruang
lingkup perekonomian yang ada di masing masing desa. Tanah ini masih subur dan
masih memberi penghidupan terus menerus kepada kita, tinggal bagaimana kita
mengelola dan
menikmatinya, Mari Berkarya Memakmurkan Negeri.
M. Elhan Zakaria Cakranagara
Sekretaris Wilayah Madukara Provinsi Jawa Barat
Sekretaris Daerah Partai Berkarya
Jakarta Pusat
x